Cari Blog Ini

Sabtu, 07 Mei 2011

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN (PLBK) DI KANTOR POLISI (POLSEK)


KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat-Nya jualah penulis dapat menyusun dan menyelesaikan laporan PL-BK luar sekolah ini yang relah dilaksanakan di Polsek Telanaipura Jambi pada bulan … sampai dengan …..
Laporan kegiatan ini dapat berjalan lancar berkat adanya bantuan dan kerja sama dari berbagi pihak, Baik bantuan bimbingan maupun pengarahan, untuk itu dalam kesernpatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      ....... selaku Ketua Program Bimbingan dan Konseling Universitas XXX.
2.      ….. sebagai Koordinator PL-BK Universitas XXX.
3.      Bapak AKP. .. ….., SIK sebagai Kapolsek Telanaipura Kota Jambi dan selaku Pamong.
4.      Dsb …
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan laporan PL-BK ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaannya, untuk itu penulis mohon kepada semua pihak untuk memberikan sumbangan saran, demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penulisan laporan PL-BK ini. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan keberkahan dan kemudahan kepada kita dalam melaksanakan kegiatan maupun aktivitas, Amin.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Upaya pengembangan manusia tidak lain adalah upaya untuk mengembangkan segenap potensi yang ada pada diri manusia secara individual dalam segenap dimensi kemanusiaannya, agar ia menjadi manusia yang seimbang antara kehidupan individu dan sosialnya, kehidupan jasmaniah dan rohaniah.
Praktek pengalaman lapangan bimbingan dan konseling (PL-BK) luar sekolah merupakan peningkatan, pengembangan dan perluasan, jangkauan dari mata kuliah PL-BK luar sekolah. PL-BK ini menjadi strategi dan program, dari Program BK dalam rangka memberikan layanqn BK di luar persekolahan, serta merupakan kesempatan bagi para mahasiswa dalam mengaplikasikan berbagai layanan bimbingan dan konseling yang sesuai dengan kebutuhan perkantoran, lembaga, serta dunia usaha, baik pemerintah, BUMN, maupun swasta.

B.     Tujuan
Pelaksanaan umum kegiatan PL-BK luar sekolah bertujuan untuk meningkatkan wawasan keterampilan dan sikap mahasiswa dalam pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling pada berbagai instansi atau perkantoran.
Sedangkan Secara khusus praktek lapangan bimbingan dan konseling bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan dalam hal : ……

C.    Gambaran Umum Tempat Praktek
Kantor polisi Sektor kecamatan Telanaipura terletak di jalan Mayjen Sutoyo, kecamatan Telainaipura didirikan paa tahun 1980 dan diresmikan oleh Gubernur Jambi, mulai beroperasi pada tahun angkatan 1980/1981 dengan beranggotakan sebanyak 51 orang.
……..

D.    Pentingnya BK pada Lokasi Praktek
Pada dunia kehidupan memang banyak timbul berbagai macam permasalahan pekerjaan Masalah keluarga, Ekonomi, Kesehatan dan sebagainya. Maka hal inilah yang membuat seseorang cenderung berbuat hal yang melampau dari akal sehatnya, dengan situasi dan kondisi ini mungkin individu/subyek bimbingan cenderung tinggi bermasalah. Oleh karena itu, keadaan ini menunjang pelaksanaan Bimbingan dan Konseling di instansi/lembaga Kepolisian khususnya di lingkup Polsekta terhadap para tahanan secara tetap.

BAB II
PROGRAM KEGIATAN PLBK

Sebelum melaksanakan kegiatan perlu di susun rencana kegiatan kerja yang akan di laksanakan supaya terarah sesuai dengan permasalahan yang dialami subyek bimbingan maka rencana tersebut di jabarkan dalam bentuk layanan dan kegitan pendukung. Adapun rencana kegiatan yang …..

A.    Rencana Bimbingan Kelompok
  1. Alasan melaksanakan program
Layanan bimbingan KLP dilaksanakan untuk memungkinkan subyek bimbingan …..
  1. Sasaran
  2. Materi, Metode dan alat yang digunakan
  3. dsb..

B.     Rencana Konseling individu
Sda. ….
C.    Rencana Konseling  Kelompok
Sda. …

BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM BK
A.    Layanan Konseling Individual
  1. Sasaran
Sasaran dari konseling Individual ini sangat beragam yaitu meialui kode tertentu, yaitu: …
  1. Bidang Bimbingan
  2. dsb ….

B.     Layanan Bimbingan Kelompok dan Konseling Kelompok

C.    Pelaksanaan Konseling Individu Terhadap 5 Klien Prioritas

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Berdasarkan hasil praktek lapangan bimbingan dan konseling yang Dilaksanakan dikantor Polisi Sektor Kota Telanaipura Jambi, Maka dapat diambil kesimpulan yakni : …
B.     Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang penulis dapat berikan terhadap kegiatan PLBK ini, antara lain :
  1. Pelaksanaan program ini diharapkan dapat mermberikan sumbangan nyata bagi penulis.
  2. dsb ….


Untuk mendapatkan file lengkapnya, PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan


Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Polsek (lembaga Kepolisian)


Berikut disediakan beberapa laporan praktek lapangan dalam versi yang berbeda:


Selain itu, disediakan juga Skripsi lengkap dan Proposal-proposal penelitian, serta Tugas-tugas mata kuliah tertentu. Mampir dulu ya diblog ini!!!!!

KUMPULAN LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN DILUAR SEKOLAH


PLBK DILUAR SEKOLAH

Dengan mengucapkan puji syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan posting ini dalam waktu yang direncanakan.

Adapun tujuan dari posting pada blog ini adalah untuk membantu rekan-rekan sesama Mahasiswa dalam menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan para Dosen. Walaupun untuk mendapatkan apa yang di postingkan rekan-rekan perlu mengeluarkan sedikit biaya, tapi itu hanya sekedar sebagai ucapan terima, bukan untuk menghimpun dana. Kami katakan demikian, karena kami menjamin tidak memberikan apa yang di postingkan kepada lebih dari satu orang dalam satu angkatan dalam satu program studi selama formulir pemesanan yang kami sediakan diisi dengan “kejujuran.”

Mudah-mudah untuk kedepannya, kami dapat menambah maupun  memperbaharui koleksi laporan-laporan yang ada. Semoga apa yang kami tuliskan tidak mengecewakan dan bermanfaat. Amin

Berikut ini disediakan beberapa laporan praktek lapangan PLBK di luar sekolah di berbagai instansi atau lembaga:

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Polsek (lembaga Kepolisian) (Donasi Rp. 60.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di UPTD (Donasi Rp.60.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Panti Asuhan versi 1 (Donasi Rp.50.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Panti Asuhan versi 2 (Donasi Rp.50.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Panti Asuhan versi 3 (Donasi Rp.50.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Panti Sosial Remaja (Donasi Rp.50.000) (Lihat)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) luar sekolah di Panti Jompo versi 1 (Donasi Rp.50.000) (Lihat)



TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGANNYA......

LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN (PLBK) DI SEKOLAH


LAPORAN PRAKTEK LAPANGAN (PLBK) DI SEKOLAH

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT, dengan segala petunjuk dan hidayah-Nya Alhamdulillah penulis dalam menyelesaikan penulisan laporan Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling (PL-BK) di Sekolah hasil kegiatan praktek di SMP YYY sesuai dengan jadwal yang telah direncanakan.
PL-BK dalam sekolah yang dilaksanakan lebih kurang 4 bulan, merupakan wadah yang sangat baik bagi mahasiswa untuk mempraktekkan ilmu yang telah diperoleh, melatih keterampilan dan keahlian dalam melaksanakan Layanan Bimbingan dan Konseling sebagai Calon Konselor.
Atas terselenggaranya PL-BK Luar Sekolah yang penulis lakukan dan telah dapat pula menyusun pula laporan ini, penulis mengucapkan kepada:
1.      ....... selaku Ketua Program Bimbingan dan Konseling Universitas XXX.
2.      ….. sebagai Koordinator PL-BK Universitas XXX.
3.      Dsb …
Penulis menyadari sepenuhnya dalam penulisan laporan PL-BK ini masih jauh dari harapan dan kesempurnaannya, untuk itu penulis mohon kepada semua pihak untuk memberikan sumbangan saran, demi kesempurnaan dan perbaikan dalam penulisan laporan PL-BK ini. Semoga ALLAH SWT selalu memberikan keberkahan dan kemudahan kepada kita dalam melaksanakan kegiatan maupun aktivitas, Amin.



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Pembangunan dibidang pendidikan dalam undang-undang Republik Indonesia Nomor  20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk waktu serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa serta bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, serta berilmu, cukup kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Untuk mewujudkan tujuan tersebut berbagai aktivitas yang bersifat edukatif dan moralitas maupun fungsional dilakukan dalam Suasana yang menyenangkan sehingga dapat memotivasi siswa untuk belajar dan mengembangkan segenap dimensi kemanusiaannya. Salah satu bentuk aktivitas yang dapat dilakukan adalah melalui bimbingan dan konseling oleh Guru Pembimbing. Guru Pembimbing sebagai tenaga pelaksana kegiatan BK di sekolah berkewajiban melaksanakan berbagai jenis layanan dan kegiatan pendukung BK terhadap siswa yang menjadi tanggung jawab asuhannya.
Untuk mencapai maksud diatas Mahasiswa S-1 Universitas XXX Program Studi Bimbingan dan Konseling diwajibkan mengikuti Praktek lapangan yang dilakukan ditingkat SD, SMP, dan SMA. Dalam hal ini penulis mengambil tempat Praktek Lapangan Bimbingan dan Konseling yaitu di SMP YYY sesuai dengan SK Dekan FKIP Universitas XXX Nomor 12345/2010.
Kegiatan Praktek Lapangan Bimibngan dan Konseling di sekolah merupakan salah satu mata kuliah praktek wajib dari Program Ekstensi BK FKIP Universitas XXX, yang harus diselesaikan oleh mahasiswa dalam mengapilkasikan berbagai teori, teknik dan instrumentasi yang didapatkan, sehingga dapat digunakan sebagai sarana latihan pembentukan seorang calon guru pembimbing yang professional berwawasan BK Pola – 17 Plus.

B.     Tujuan
Praktek lapangan bimbingan dan konseling memiliki tujuan secara umum untuk membina, mengembangkan dan meningkatkan pengetahuan, keterampilan, sikap dan nilai mahasiswa dalam kegiatan penyusunan dan pelaksanaan program kegiatan layanan bimbingan dan konseling yang berwawasan BK Pola – 17 Plus, terhadap permasalahan yang dihadapi siswa asuhnya baik di sekolah maupun di rumah….
Sedangkan Secara khusus praktek lapangan bimbingan dan konseling bertujuan agar mahasiswa memiliki keterampilan dalam hal : ……

C.    Ruang lingkup
Tujuan yang ingin dicapai penulis dalam PL-BK di sekolah memiliki ruang lingkup sebagai berikut:
  1. Studi kelayakan dan program layanan bimbingan dan konseling.
  2. Mengumpulkan dan mengungkapkan data siswa.
  3. Dsb….

D.    Gambaran Umum Sekolah Tempat Praktek
Tempat penyelenggaraan praktek lapangan bimbingan dan konseling adalah di SMP YYY, merupakan salah satu sekolah lanjutan tingkat pertama yang ada di Kota EFGH yang merupakan lembaga formal tempat menuntut ilmu dan sedang merintis sekolah berstandar nasional, terletak di jalan ABCD
Pengelolaan layanan bimbingan dan konseling di SMP YYY terdiri dari 5 orang Guru Pembimbing yang kesemuanya berlatar belakang Sarjana BK. Denah lokasi serta daftar personil terlampir…..

BAB II
PROGRAM KEGIATAN PLBK

A.    Identifikasi Siswa Asuh
Siswa asuh dalam pelaksanaan PLBK di SMP YYY ini adalah seluruh siswa yang duduk di kelas 8E tahun pelajaran 2010/2011.
Pada umumnya siswa berusia 12 sampai dengan 15 tahun, terdiri dari siswa perempuan dan siswa laki-laki dengan jumlah keseluruhan 40 orang. Tempat tinggal siswa asuh menyebar di berbagai lokasi, tetapi sebagian besar mereka bertempat tinggal di Kota EFGH. …….

B.     Pelaksanaan Orientasi Kegiatan
Didalam pelaksanaan PLBK di sekolah perlu dilakukan orientasi kegiatan yang bertujuan untuk kelancarandan keberhasilan pelaksanaan.
Pelaksanaan orientasi kegiatan PLBK dapat disimpulkan sebagai berikut :
  1. Melapor serta meminta izin kepada Kepala Sekolah untuk melaksanakan kegiatan praktek pengalaman lapangan bimbingan dan konseling di SMP YYY.
  2. Pengenalan lingkungan serta personil sekolah.
  3. dsb…

C.    Himpunan Data dan Aplikasi instrumentasi
Himpunan data dan aplikasi instrumentasi merupakan kegiatan pendukung bimbingan dan konseling yang dilaksanakan untuk mengumpulkan data dan keterangan tentang siswa yang akan digunakan untuk dasar pemberian layanan pada siswa. Adapun himpunan data dan aplikasi instrumentasi yang digunakan antara lain: ……


BAB III
PELAKSANAAN PROGRAM BK
A.    Perencanaan
Didalam pelaksanaan PLBK di sekolah terlebih dahulu membuat perencanaan kegiatan yaitu dengan melaksanakan studi kelayakan. Hal ini dilaksanakan untuk mendapatkan data dan keterangan tentang masalah yang dihadapi oleh siswa asuh, baik secara individu, kelompok maupun klasikal.
  1. Data Hasil Belajar
Data hasil belajar siswa didapat melalui leger nilai Tengah semester I (Middle Semester I) tahun pelajaran 2010/2011, dan hasil belajar …..
  1. dsb ….

B.     Pelaksanaan Jenis-Jenis Layanan
  1. Layanan Orientasi
Di SMP YYY layanan orientasi ditujukan kepada siswa asuh kelas 8E yang diberikan secara klasikal guna memberikan pemahaman terhadap lingkungan sekolah serta memperkenalkan kepada mereka bimbingan dan konseling. Berdasarkan pengamatan penulis siswa masih memerlukan layanan orientasi dalam hal mengenal lebih jauh tentang bimbingan dan konseling yang ada di sekolah.
Layanan orientasi yang diberikan adalah sebagai berikut: …..
  1. Layanan Informasi
Tujuan pelaksanaan layanan informasi adalah untuk membekali siswa dengan bermacam pengetahuan dan pemahaman mengenai berbagai hal yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai pelajar, anggota keluarga dan masyarakat.
Pengetahuan dan pemahaman yang diperoleh dari layanan informasi dapat digunakan sebagai acuan dalam meningkatkan kegiatan dan prestasi belajar, mengembangkan cita-cita serta bisa mengambil keputusan, sehingga siswa diharapkan nantinya memiliki wawasan yang selalu berkembang secara optimal.
Layanan informasi yang diberikan adalah sebagai berikut : …
  1. dsb ….

C.    Pelaksanaan Kegiatan Pendukung
Selain kegiatan layanan tersebut diatas dilakukan kegiatan pendukung yang bertujuan untuk membantu memperoleh data tentang siswa asuh dalam menetapkan layanan yang diberikan.
Adapun kegiatan pendukung yang penulis lakukan dalam pelaksanaan kegiatan PLBK, antara lain: …..

D.    Penyelenggaraan Program Kegiatan Satuan Layanan Bimbingan dan Konseling Terhadap 5 Siswa Prioritas
Berikut rekapitulasi alat jaring siswa asuh pada prkatek lapangan bimbingan dan konseling di SMP YYY: .....

E.     Pelaksanaan Konseling Individu Terhadap 5 Siswa Prioritas


BAB IV
AKTIVITAS DAN PARTISIPASI

Sebagai mahasiswa PLBK di SMP YYY, waktu senggang saat jam pelajaran kosong dipakai untuk menyelenggarakan layanan di kelas-kelas.
Selesai kegiatan di atas, masih banyak lagi kegiatan-kegiatan yang mahasiswa lakukan untuk membantu pihak sekolah sesuai dengan kemampuan mahasiswa PLBK miliki, diantaranya : ….

BAB V
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Pelaksanaan PLBK di sekolah mengacu pada BK Pola – 17 Plus yaitu 6 bidang bimbingan, 9 jenis kegiatan layanan, dan 6 kegiatan pendukung. Kegiatan PLBK disekolah sangat penting dan bermanfaat bagi mahasiswa yang melaksanakan PLBK dalam rangka melatih, membina serta mengembangkan kemampuan, keterampilan dan keahlian menyelenggarakan layanan bimbingan dan konseling terhadap siswa sebagai calon guru pembimbing yang profesional.
Pada kegiatan PLBK ini, layanan bimbingan dan konseling ini belum sepenuhnya dapat dilakukan, hal inidisebabkan oleh beberapa faktor, yakni : …..

B.     Rekomendasi
Adapun rekomendasi yang penulis dapat berikan terhadap kegiatan PLBK ini, antara lain :
  1. Untuk Siswa
Dengan adanya pelaksanaan PL-BK yang diselenggarakan di SMP YYY diharapkan siswa semakin memanfaatkan pelayanan bimbingan konseling untuk memahami siswa mengatasi permasalahan terutama malas belajar
  1. dsb ….


Untuk mendapatkan file lengkapnya, PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan

Berikut disediakan beberapa laporan praktek lapangan dalam versi yang berbeda:
 Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SD versi 1 (Donasi Rp. 50.000) (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 1 (Donasi Rp. 70.000) (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 2 (Donasi Rp. 70.000) (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 3 (Donasi Rp. 70.000) (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 4 (Donasi Rp. 70.000)  (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 5 (Donasi Rp. 50.000)  (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMP versi 6 (Donasi Rp. 60.000)  (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMA versi 1 (Donasi Rp. 70.000)  (Download)

Laporan Praktek Lapangan (PLBK) dalam sekolah di SMA versi 2 (Donasi Rp. 70.000)  (Download)

Selain itu, disediakan juga Laporan Praktek Lapangan Diluar Sekolah atau di Instansi-Instansi Pemerintahan. Lihat disini!

RESUME TENTANG BK ISLAMI


LAYANAN BK DIPERLUAS

A.     PENGERTIAN
Proses Bimbingan dan Konseling yang berlandaskan ajaran islam dengan tujuan membantu individu bermasalah mencapai kebahagian dunia akhirat.

B.     Latar Belakang BK Islami Di Indonesia
Terbentuknya BK Islami di Indonesia dilatar belakangi beberapa hal sebagai berikut.
…….

C.     Dasar BK Islami
  1. Manusia senantiasa berkeluh kesah (Alma’aarij :19-20).
  2. Dsb

D.    Syarat Suatu Pendekatan BK Islami
  1. Konsep Dasar tentang Hakekat Manusia
  2. Dsb

E.     Penerapan Pendekatan Islami Dalam Bimbingan
Konseling dengan pendekatan islam hakekatnya tidak bisa dipisahkan dengan syariat islam. Penerapannya dalam bimbingan harus selalu sesuai dengan ajaran islam secara keseluruhan. Oleh karena itu, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut: …..

F.      Azas-Azas BK Islami
……….
G.    Dalil-Dalil Yang Dipergunakan Dalam Menyelenggarakan Konseling Islami Berkenaan Dengan Masalah Perkawinan
……….
H.    Contoh Skenario Konseling Islami
…………

DAFTAR PUSTAKA
                       
Untuk mendapatkan file lengkapnya (±21 lembar/halaman), PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi (tertera dalam formulir pemesanan) sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan


Berikut ini disediakan beberapa makalah/tugas mata kuliah-mata kuliah tertentu:


Selain itu, ada juga Skripsi lengkap dan Proposal-proposal penelitian, serta Laporan Praktek Lapangan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Mampir dulu ya diblog ini!!!!!

KONSELING LINTAS BUDAYA


PENGERTIAN BUDAYA
Tokoh pendidikan nasional bapak Ki Hajar Dewantara (1977) memberikan definisi budaya sebagai berikut: Budaya berarti buah budi manusia, adalah hasil perjuangan manusia terhadap dua pengaruh yang kuat, yakni alam dan jaman (kodrat dan masyarakat), dalam mana terbukti kejayaan hidup manusia untuk mengatasi berbagai bagal rintangan dan kesukaran didalam hidup penghidupannya, guna mencapai keselamatan dan kebahagiaan, yang pada lahirnya bersifat tertib dan damai.
……….

PENGERTIAN KONSELING
Konseling merupakan suatu proses untuk membantu individu mengatasi hambatan-hambatan perkembangn dirinya,dan untuk mencapai perkembangan yang optimal kemampuan pribadi yang dimilikinya ,proses tersebuat dapat terjadi setiap waktu. (Division of Conseling Psychologi). Konseling meliputi pemahaman dan hubungan individu untuk mengungkapkan kebutuhan-kebutuhan, motivasi, dan potensi-potensi yang yang unik dari individu dan membantu individu yang bersangkutan untuk mengapresiasikan ketiga hal tersebut. (Berdnard & Fullmer, 1969) Dalam pengertian konseling terdapat empat elemen pokok yaitu: …….

KONSEP KONSELING LINTAS BUDAYA
Isu-isu tentang antar atau lintas budaya yang disebut juga multibudaya meningkat dalam dekade 1960-an, yang selanjutnya melatari kesadaran bangsa Amerika pada dekade 1980-an. Namun, rupanya kesadaran itu disertai dengan kemunculan kembali sikap-sikap rasialis yang memecahbelah secara meningkat pula (Hansen, L. S., 1997:41). Hal ini menjelaskan pandangan, bahwa dibutuhkan pendekatan baru untuk kehidupan pada abad-21, baik yang melingkup pendidikan bagi orang biasa maupun profesional dalam bidang lintas serta keragaman budaya. Pendidikan yang dimaksud hendaknya menegaskan dimensi-dimensi keragaman dan perbedaan. Dengan kata lain, kecenderungan pendidikan yang berwawasan lintas budaya sangat dibutuhkan dalam kehidupan manusia abad-21.
Dalam bidang konseling dan psikologi, pendekatan lintas budaya dipandang sebagai kekuatan keempat setelah pendekatan psikodinamik, behavioral dan humanistik (Paul Pedersen, 1991). Suatu masalah yang berkaitan dengan lintas budaya adalah bahwa orang mengartikannya secara berlain-lainan atau berbeda, yang mempersulit untuk mengetahui maknanya secara pasti atau benar. Dapat dinyatakan, bahwa konseling lintas budaya telah diartikan secara beragam dan berbeda-beda; sebagaimana keragaman dan perbedaan budaya yang memberi artinya.
……….
Berdasarkan uraian diatas, timbul beberapa pertanyaan yang jawabannya akan memberikan ulasan lebih dalam mengenai konseling lintas budaya. Beberapa pertanyaan yang diajukan yaitu:
1.      Jelaskan apa yang dimaksud dengan budaya!
2.      Jelaskan maksud pengertian BK dengan memperhatikan budaya suatu tempat!
3.      Jelaskan faktor-faktor budaya yang dapat mempengaruhi proses konseling!
4.      Skenario proses konseling lintas budaya!
Dalam pembahasan ini, kesemua pertanyaan yang diajukan tersebut diatas akan diuraikan berdasarkan literatur-literatur tentang konseling lintas budaya.
.........................
DAFTAR PUSTAKA
                       
Untuk mendapatkan file lengkapnya (±16 lembar/halaman), PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi (tertera dalam formulir pemesanan) sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan


Berikut ini disediakan beberapa makalah/tugas mata kuliah-mata kuliah tertentu:



Selain itu, ada juga Skripsi lengkap dan Proposal-proposal penelitian, serta Laporan Praktek Lapangan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Mampir dulu ya diblog ini!!!!!

KONSELING POPULASI KHUSUS


Orang yang tunanetra sering sekali digambarkan sebagai tak berdaya, tidak mandiri dan menyedihkan, sehingga terbentuk persepsi purbasangka (prejudice) di kalangan masyarakat awas bahwa orang tunanetra itu patut dikasihani, selalu butuh perlindungan dan bantuan. Dodds (1993) mengemukakan bahwa persepsi negatif tentang ketunanetraan tersebut sering sengaja dipertahankan dan diperkuat oleh badan-badan amal demi menggugah hati banyak orang untuk berderma. Hal yang serupa sangat sering kita jumpai di dalam masyarakat kita, di mana pencari derma berkeliling dari rumah ke rumah dengan mengatasnamakan tunanetra. Citra tunanetra yang digambarkan oleh para pencari derma tersebut bahkan diperkuat oleh pemandangan yang sering dijumpai di banyak pusat keramaian di mana orang tunanetra yang tidak berkesempatan memperoleh pendidikan, rehabilitasi atau latihan yang sesuai dengan kebutuhannya terpaksa harus menggantungkan dirinya pada belas kasihan orang lain. Sangat jarang orang awas bertemu dengan model peran tunanetra yang positif dalam wujud orang tunanetra yang kompeten dan mandiri. Di samping itu, media, seni rupa, literatur dan drama lebih sering menampilkan citra ketunanetraan yang negatif, yang cenderung menonjolkan stigma daripada menawarkan aspirasi positif kepada mereka yang pada suatu saat berkemungkinan untuk kehilangan penglihatannya (Lee & Loverage, 1987), menimbulkan rasa sedih pada pemirsanya atau pembacanya, serta membuat orang awas merasa superior dan beruntung bahwa mereka tidak seperti yang digambarkan itu (Dodds, 1993). Dodds juga mengamati bahwa banyak media menggambarkan kebutaan sebagai hukuman yang patut diterima oleh penyandangnya atas kejahatan yang dilakukannya. Gambaran seperti ini mengundang pemirsanya untuk memposisikan diri pada pandangan moral tertentu terhadap sang korban; satu pandangan di mana rasa kasihan merupakan satu-satunya respon yang tepat bagi mereka yang mempunyai rasa belas kasihan, dan perasaan kebenaran dan keadilan bagi mereka yang tidak mampu menunjukkan rasa belas kasihan.
Sama merusaknya dengan gambaran negatif mengenai ketunanetraan adalah gambaran positif yang tidak realistis di mana orang tunanetra dilukiskan sebagai "super‑hero", yang dipandang sebagai orang yang memiliki daya yang mengagumkan, baik fisik maupun mental (ingat misalnya "Si Buta dari Gua Hantu").
Akhir-akhir ini sering juga muncul pemberitaan tentang orang tunanetra dengan prestasi tinggi, misalnya mereka yang dapat mengoperasikan komputer dengan baik, atau berhasil meraih gelar akademik yang prestisius, atau berhasil dalam karir profesionalnya. Masyarakat sering memandang pencapaian seperti ini sebagai "langka tetapi nyata", sesuatu yang mengagumkan. Pemberitaan seperti ini tidak berhasil mengubah stereotipe negatif tentang ketunanetraan, karena di balik kekaguman itu tersirat pikiran bahwa orang tunanetra pada umumnya tidak dapat atau tidak seharusnya demikian, sehingga bila masyarakat melihat contoh orang tunanetra melanggar ekspektasi negatif tersebut, itu hanya dipandang sebagai kasus kekecualian. Dengan kata lain, ekspektasi masyarakat terhadap orang tunanetra masih tetap rendah.
Gambaran di atas menunjukkan bahwa masyarakat masih cenderung memposisikan orang-orang tunanetra sebagai kelompok yang oleh Pedersen (1981) disebut sebagai populasi khusus (special population), yaitu kelompok minoritas yang sering dihambat aksesnya ke berbagai layanan umum termasuk layanan konseling. Studi kasus ini bertujuan menemukan apakah diskriminasi semacam ini dialami juga oleh siswa-siswa tunanetra dalam layanan konseling di sekolah menengah tingkat atas reguler di mana mereka merupakan kelompok minoritas di sekolah yang mayoritas siswanya adalah orang awam.
Beranjak dari penjelasan diatas, dalam ranah pendidikan bimbingan dan  konseling terdapat suatu kajian atau mata kuliah tentang konseling terhadap populasi khusus. Sebagaimana yang dikatakan Pedersen (1981) yang disebut sebagai populasi khusus (special population), yaitu kelompok minoritas yang sering dihambat aksesnya ke berbagai layanan umum termasuk layanan konseling. Jika ditinjau dari pendapat Pedersen tersebut, maka pemunculan mata kuliah KONSELING POPULASI KHUSUS, memiliki tujuan untuk membekali calon-calon konselor yang nantinya akan berkerja dilapangan dapat lebih professional, yang memberikan layanan bimbingan konseling pada siapa saja termasuk pada kelompok minoritas (populasi khusus).
Lalu, apa pengertian konseling populasi khusus, setting (tempat) dilaksanakan konseling populasi khusus, prinsip-prinsip dan tujuan konseling populasi khusus, serta seperti apa jika dibuatkan skenario konselingnya? Semua itu dijawab dalam uraian berikut. Dan tentunya berdasarkan literature-literatur yang ada.
………………………
DAFTAR PUSTAKA
                       
Untuk mendapatkan file lengkapnya (±26 lembar/halaman + 2 versi skenario yang berbeda), PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi (tertera dalam formulir pemesanan) sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan


Berikut ini disediakan beberapa makalah/tugas mata kuliah-mata kuliah tertentu:
  

Selain itu, ada juga Skripsi lengkap dan Proposal-proposal penelitian, serta Laporan Praktek Lapangan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Mampir dulu ya diblog ini!!!!!

LAPORAN STUDI KASUS


STUDI KASUS DAN SURVEY BK

 Didalam KBBI. Kasus diartikan sebagai suatu soal atau perkara atau keadaan sebenarnya suatu urusan atau perkara.
Apabila istilah kasus dihubungkan dengan seseorang, berarti pada orang yang dimaksud terdapat “soal” atau “perkara tertentu”. Dalam pembicaraan tentang kasus Pak Amrosade misalnya, dibahas tentang soal. Soal ataupun perkara-perkara Pak Ambrosade terkait: perbuatan-perbuatan apa saja yang telah dilakukan oleh Pak Amrosade sehingga ia terlibat dalam perkara yang sedang diusut.
Pembicaraan tentang “kasus pak Ambrosade” tampaknya menjurus kepada hal-hal yang negatif, berbau kriminal ataupun urusan perdata yang harus diselesaikan melalui hukum. Bahkan perkara-perkara yang melibatkan pak Amrosade tampaknya berbau urusan yang perlu ditangani oleh polisi ataupun oleh pihak-pihak yang berwajib lainnya. Misalnya kasus penyelewengan dan perampokan, pelantaran, fitnah dan sebagainya.
Dalam BK pemakaian kata “kasus” tidak menjurus kepada pengertian-pengertian tentang soal-soal ataupun perkara-perkara yang berkaitan dengan urusan kriminal atau perdata, urusan hukum ataupun polisi, atau urusan yang bersangkut paut dengan pihak-pihak yang berwajib. Kata “kasus” dalam BK dipakai untuk menunjukkan bahwa “ada sesuatu permasalahan tertentu pada diri seseorang yang perlu mendapat perhatian dan pemecahan demi kebaikan untuk diri yang bersangkutan.”
Misalnya, kita perlu membahas kasus Amartiwi, seorang siswa SMA. Berarti pada diri Amartiwi ada sesuatu masalah yang perlu ditangani untuk kepentingan Amartiwi itu sendiri. Kasus Amartiwi itu misalnya menyangkut nilai-nilai raportnya merosot, kurang menaruh minat pada jurusan yang dimasukinya, kurang menyenangi salah seorang teman, cinta bertepuk sebelah tangan, merasa kurang mampu meraih cita-cita dan lain-lain.
Apabila kasus itu tidak segera ditangani dikhawatirkan Amartiwi akan semakin dirugikan bahwa masalah yang ada didalamnya menjadi semakin parah. Kasus Amartiwi tidak ada kaitannya dengan urusan kriminal ataupun perdata, tidak perlu disangkutpautkan dengan polisi atau petugas hukum dan pihak-pihak yang berwajib.
Kasus Amartiwi perlu ditangani dengan secara langsung melibatkan Amartiwi sendiri dan orang-orang lain yang tepat membantu memecahkan masalahnya. Keterlibatan orang-orang lain bukan sebagai saksi (seperti dalam kasus kriminal atau perdata) atau sebagai penjaga (seperti menjaga narapidana) atau sebagai apapun juga yang bertentangan dengan kehendak Amartiwi, melainkan sebagai seorang yang bermanfaat, baik langsung ataupun tidak langsung dalam membantu Amartiwi. Dengan demikian pemakaian kata “kasus” sepenuhnya menghindarkan pengertian-pengertian yang negatif, mencela atau meremehkan atau mengecilkan hati orang yang bersangkutan, menuduh, menjelek-jelekkan, mempergunjingkan, memper-olokkan, membuka aib orang dan lain-lain.
Pembicaraan tentang kasus yang menyangkut seseorang justru bermaksud hendak memahami permasalahan yang diderita orang sebagaimana adanya untuk dapat dicarikan jalan pemecahannya secara tepat dan berhasil. Jadi tujuannya benar-benar positif ingin membantu seseorang yang sedang menderita kesulitan tertentu agar dapat kembali mencapai keadaan yang menyenangkan dan membahagiakan dalam arti yang sebenarnya.

Studi Kasus (Case Study)
Studi kasus dalam rangka pelayanan bimbingan merupakan metode untuk mempelajari keadaan dan perkembangan seseorang secara lengkap dan mendalam, dengan tujuan memahami seseorang dengan lebih baik, dan membantunya dalam perkembangan selanjutnya.
Studi kasus (case study) berbeda dengan studi riwayat hidup (case history), karena studi riwayat hidup merupakan pengumpulan data tentang riwayat hidup seseorang (siswa) dalam berbagai aspek kehidupannya yang tidak mengandung analisis, interpretasi, rekomendasi dan tindak lanjut. Sedangkan studi kasus mengandung analisis disertai interpretasi dan rekomendasi serta tindak lanjut (follow-up).
Objek studi kasus biasanya dilakukan pada seorang siswa yang menarik perhatian karena mengalami kesulitan dalam belajar atau pergaulan sosial, yang lebih banyak daripada siswa-siswa yang lain atau menunjukkan perilaku sedikit banyak menyimpang, yang membutuhkan pelayanan khusus.
Dalam keadaan tertentu, bila konselor sampai pada kesimpulan bahwa dia tidak berkompeten untuk melayani siswa tersebut, maka studi kasus dapat direkomendasikan agar siswa itu diserahkan kepada ahli lain di luar lingkungan institusi pendidikan (referal).
Data yang diperoleh untuk studi kasus diperoleh dari sumber-sumber yang dapat diandalkan seperti kartu pribadi, wawancara, autobigrafi, data hasil testing, catatan kesehatan, wali kelas, guru-guru, petugas bimbingan yang lain dan orang-orang lain yang sudah lama mengenal siswa.
Pada umumnya data dan informasi yang dibutuhkan dalam studi kasus meliputi: identitas, latar belakang, riwayat pertambahan jasmani, riwayat pendidikan, dan hasil evaluasi belajar, data hasil tentang testing, minat, rencana masa depan, jaringan pergaulan dan data lain berkaitan dengan kesulitan yang tampak sekarang ini.
Setelah data  yang relevan dan signifikan terkumpul, konselor memilih satu dari ringkasan dari riwayat hidup, menghubungkan data yang satu dengan yang lain untuk menemukan asal-usul permasalahan yang muncul pada saat sekarang, merumuskan interpretasi  berdasarkan pertimbangan professional, dan memberikan rekomendasi tentang tindak lanjut. Laporan studi kasus harus disusun secara sistematis, ditulis dengan jelas, bersifat komprehensif dan bebas dari subyektivitas yang tidak wajar.


Konferensi Kasus (Case Conference)

Konferensi kasus (case conference) merupakan pertemuan untuk diskusi bersama antara tenaga bimbingan, guru, serta wali kelas, tentang seorang siswa yang membutuhkan perhatian khusus. Yang memimpin pertemuan adalah koordinator bimbingan atau seorang konselor yang diberi tanggung jawab khusus terhadap kasus siswa, yang berpartisipasi adalah tenaga-tenaga kependidikan yang rela ikut mengumpulkan data dan membahas bersama apa yang dapat diusahakan untuk membantu siswa dari perkembangannya yang lebih sehat.
Konferensi kasus dapat diadakan lepas dari studi kasus yang ditangani oleh seorang konselor, sehingga merupakan suatu studi kasus bersama. Dapat juga dalam rangka studi kasus yang pada dasarnya ditangani oleh satu orang, tetapi pada saat-saat tertentu dimata pandangan rekan-rekan tenaga kependidikan, khususnya yang menyangkut interpretasi data dan rekomendasi tentang tindak lanjut.
Konferensi kasus sangat bermanfaat bagi tenaga-tenaga kependidikan, karena mereka berkesempatan bertukar pikir saja lebih memahami sudut pandangan seorang tenaga pengajar dan pandangan seorang tenaga bimbingan. Namun data rahasia pribadi yang dipercayakan kepada konselor dalam rangka wawancara konseling, bukan materi untuk dibahas dalam konferensi kasus.
Dalam pemberian bimbingan dikenal adanya langkah-langkah sebagai berikut:
a.       Langkah identifikasi kasus
b.      Langkah diagnosa
c.       Langkah prognosa
d.      Langkah terapi
e.       Langkah evaluasi dan follow-up
Setelah mempelajari dan memahami pengertian kasus beserta langkah-langkah dalam melakukan bimbingan terhadap si kasus, maka peserta didik diminta untuk menerapkan dan memberi/membuat laporan mengenai apa yang telah di pelajari.

Laporan Kasus 1.
Keluarga bersifat unik dan dinamis. Ada beda sikap dan  perilaku anggotanya dengan dunia luar. Dirumah anak manis di jalanan tawuran. Di rumah penyabar di luar justru emosional. Di luar orang pelit di rumah jadi dermawan. Bahkan pencuri sekalipun tidak akan mencuri barang kesanyangan anak-istrinya. Di bilang dinamis, kita melihat seringnya terjadi perubahan yang cepat: hari ini berantem besok sudah ketawa bersama.
Keluarga yang mampu mengatasi problem demi problem inilah yang disebut dengan keluarga sehat, atau kuat. Artinya, keluarga sehat adalah keluaga yang mampu mengatasi kekurangan atau problem mereka secara bersama-sama melakukan peruahan dan menghasilkan perbaikan. Keluarga sehat tidak mudah terpengaruh dengan gangguan ataupun problem keluarga seperti inilah yang akan berhasil dan kelanggengannya dapat dipertahankan.
Dunia wanita kini sudah berubah dan bergeser, bahkan banyak diantara wanita sudah menapak kedunia karier dan memegang jabatan penting serta menjadi pengambil keputusan yang strategis. Hal ini dikarenakan besarnya kesempatan kerja bagi wanita, dan adanya persamaan gender yang selalu digembar-gemborkan, sehingga wanita selalu termotivasi untuk menjadi wanita karier. Namun, hal tersebut melahirkan konflik terutama dalam rumah tangga.
Sukses karier dan rumah tangga adalah harapan yang didambakan setiap wanita, namun persoalan tersebut sangat dipengaruhi oleh kemampuannya dalam menjalankan peran ganda. Sebagai pekerja sekaligus sebagai ibu rumah tangga. Untuk suksesnya peran ganda wanita karier tersebut, maka diperlukan dukungan dari pihak lain, khususnya sang suami, sangat menentukan. Karena itu, kesuksesan dari wanita karier juga diwarnai oleh sang suami masing-masing.
Meskipun peran ganda ini dianggap sebagai tantangan yang bisa disandang oleh setiap wanita karier, namun tidak sedikit yang justru dihadapkan kepada suatu pilihan. Sukses sebagai wanita karier atau sukses sebagai ibu rumah tangga. Karena mereka tidak mungkin berada di dua tempat dalam waktu yang sama, mereka tidak mungkin melaksanakan dua tugas yang berbeda dengan satu perhatian. Sehingga tak jarang, salah satu diantara dua peran tersebut akan dihadapkan kepada prioritas kedua tidak memuaskan.
Menurut novelis Motinggo Busye (dalam rachman, 2007), pilihan terbaik bagi seorang wanita adalah fungsi sebagai ibu rumah tangga. Ia bahkan menguatkan pendapatnya itu dengan mengutip salah satu bagian sabda Rasullah “Wanita yang paling terhormat disisi Allah, adalah mereka yang taat pada suaminya dan selalu berada dalam batas rumah tangganya.” Ir Tiena Gustinar Amran, mendukung pendapat itu “Tidak ada pilihan lain bagi wanita, kehadiran mereka dirumah, paling penting diatas segala-galanya. Ini sesuai dengan fitrah laki-laki dan perempuan.” ujarnya.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mencapai keluarga sehat itu harus memenuhi kriteria. Pertama, memiliki apresiasi antar anggota. Kedua, Menyediakan waktu untuk bersama anak. Ketiga, Memiliki kemampuan komunikasi yang efektif. Keempat, Kokoh dalam memegang komitmen. Kelima, Takut pada ajaran agama, dan. Keenam, Kemampuan melihat nilai positif dalam menghadapi krisis. Serta apabila wanita dihadapkan antara pilihan dan rumah tangga, ia harus mendahulukan rumah tangganya.
Berlatarbelakangkan permasalahan tersebut, penulis ingin menuangkannya dalam bentuk penulisan makalah ini yang di dalamnya berisi sebuah kasus pada rumah tangga yang berkenaan dengan penjelasan pada latar belakang tersebut. Adapun judul dari makalah ini yaitu “Pilihan Antara Karier dan Rumah Tangga.”
…………………….

Laporan Kasus II

Kasus Yusuf ini dapat dikategorikan kedalam kasus anak yang kurang motivasi belajar.
Gejala pada awal yang kurang motif belajar yaitu:
a.       Kelesuan dan ketidak berdayaan: malas, segan, kurang konsentrasi, acuh tak acuh, apatis, sikap jasmani kurang baik, mudah lupa, pusing-pusing, mual, mengantuk.
b.      Penghindaran atau pelarian diri: absent dari sekolah, suka bolos, datang terlambat, tidak mengikuti pelajaran tertentu, tidak mengerjakan tugas, tidak mencatat pelajaran.
c.       Penentangan: kenakalan, suka mengganggu atau merusak, tidak menyukai pelajaran atau kegiatan tertentu, mengkritik, berdalih.
d.      Mencari kompensasi: mencari kesibukan lain diluar pelajaran, mengerjakan tugas lain pada waktu belajar, mendahulukan pekerjaan yang tidak penting.
Untuk mengetahui kesulitan Yusuf di samping hasil pengamatan terhadap gejala-gejala yang ditampilkan, melihat catatan pribadi serta raport.
..................

Bonus ”Pengembangan Profesi BK dan Trauma yang berbentuk kecemasan terhadap kegagalan dalam perkuliahan.”
           
Untuk mendapatkan file lengkapnya (2 versi laporan kasus beserta uraian langkah bimbingannya ±28 lembar/halaman + bonus ±10 lembar/ halaman), PEMINAT dapat melakukan pemesanan dengan donasi (tertera dalam formulir pemesanan) sesuai kantong anak kuliahan (sekedar ucapan terima kasih). Coba aja dulu download petunjuk pemesanannya dibawah ini ya!!!!! Setelah itu, jika tertarik baru lakukan pemesanan


Berikut ini disediakan beberapa makalah/tugas mata kuliah-mata kuliah tertentu:


Selain itu, ada juga Skripsi lengkap dan Proposal-proposal penelitian, serta Laporan Praktek Lapangan baik didalam sekolah maupun diluar sekolah. Mampir dulu ya diblog ini!!!!!